Sifat Shalat

4802

    Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “salatlah!, sebagaimana kalian melihat aku salat” [HR. Bukhari]

    Dari Aisyah Radhiyallahu Anha ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wasallam memulai shalatnya dengan bertakbir, lalu membaca, “Alhamdu lillahi Rabbil alamin”, jika beliau rukuk ia tidak mengangkat dan menundukkan kepalanya, namun beliau menyejajarkan dengan punggungnya, dan jika beliau bangkit dari rukuk ia tidak sujud kecuali setelah ia berdiri sempurna, dan ketika beliau mengangkat kepalanya dari sujud ia tidak sujud kembali kecuali setelah ia duduk sempurna, beliau membaca tasyahud di setiap dua rakaat, beliau duduk iftirasy dan meluruskan kaki kanannya, beliau melarang seseorang meletakkan tangannya di atas lantai seperti tidurnya binatang buas, dan beliau juga menutup shalatnya dengan salam.” [HR. Muslim]

    Menghadap Kiblat dan Takbiratul Ihram

    - Seseorang yang hendak mendirikan shalat diperintahkan untuk berdiri menghadap kiblat sambil merasa seakan-akan ia akan menghadap kepada Allah.

    - Kemudian meniatkan shalat dalam hati, dan tidak ada dalil syar’i yang menyuruh melafazhkan niat, karena hal itu adalah perbuatan bid’ah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “sesunggguhnya setiap amal perbuatan diawali dengan niat, dan setiap orang akan mendapatkan ganjaran amal perbuatan, tergantung niatnya” [Muttafaqun ‘Alaih]

    - Lalu mengangkat kedua tangannya sampai sejajar dengan bahunya atau daun telinganya sambil mengucapkan, “Allahu Akbar.” (Allah Maha Besar) [HR. Muslim]

    - Setelah itu ia bersedekap dengan meletakkan tangan kanannya di atas tangan kirinya di atas dadanya [HR. Ahmad]. Ia juga dapat menggenggam tangan kirinya dengan tangan kanan.

    Membaca Doa Iftitah dan Surah Al-Fatihah

    - Ia menundukkan kepalanya dan pandangannya tertuju pada tempat sujud [HR. Bukhari]. Kemudian mengucapkan, “Mahasuci Engkau ya Allah dan segala pujian bagimu. Keberkahan meliputi nama-Mu dan sangat mulia Pemberian-Mu dan tidak ada sesembahan yang benar kecuali Engkau.” [HR. Muslim]

    - Kemudian ia bertaawwudz (aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk) dan membaca basmalah (dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang). [HR. Muslim]

    - Setelah ia membaca Surah Al-Fatihah [HR. Bukhari] ia mengucapkan, “Amiin “ yang artinya, ya Allah terimalah.

    - Kemudian ia membaca surat lain atau beberapa ayat dalam Al-Qur’an yang ia mampu pada dua rakaat pertama sambil mengeraskan bacaannya pada shalat fajar, maghrib dan isya’.

    Rukuk dan Bangun dari Rukuk

    - Ia mengangkat kedua tangannya sambil mengucapkan takbir lalu rukuk, kedua tangannya diletakkan pada kedua lututnya sambil merenggangkan jari-jari seperti orang yang sedang menggenggam. Ia meluruskan punggung dan kepalanya sambil mengucapkan, “Subhana rabbiyal azhim“ (Mahasuci Rabbku yang Mahaagung ) sebanyak tiga kali. [HR. At-Tirmidzi]

    - Setelah itu ia bangun dari rukuk dan jika ia imam atau shalat sendiri mengucapkan, “Sami’allahu liman hamidahu “ (Allah senantiasa mendengar orang yang memujinya). [HR. At-Tirmidzi] Kemudian disambung dengan ucapan, “Rabbana wa lakal hamdu milussamawati wa milulardi wa milu ma bainahuma wa milu ma syi’ta min syaiin ba’du (wahai Rabb kami bagimulah segala pujian, yang memenuhi langit dan bumi serta yang ada diantara keduanya bahkan memenuhi ruangan yang engkau inginkan) [HR. At-Tirmidzi]. Setelah berdiri disunnahkan untuk bersedekap kembali seperti posisinya sebelum ia rukuk.

    Sujud dan Bangun dari Sujud

    - Ketika hendak sujud ia bertakbir. Yang pertama menyentuh lantai adalah lututnya kemudian kedua tangannya [HR. Abu Dawud] lalu dahi dan hidungnya. Ia membuka telapak tangannya dan ditempelkan ke lantai sejajar dengan daun telinga atau bahunya.Ia juga meletakkan jari jemarinya mengarah ke kiblat, sedikit mengangkat lengannya [As-said artinya antara pergelangan tangan sampai siku] agar tidak bersentuhan dengan lantai, dan tidak pula menempelkan keduanya [Al- ‘adhud artinya antara siku sampai pundak] ke sisi samping tubuhnya [HR. Al-Bukhari] serta tidak menempelkan perutnya ke kedua pahanya. Ia juga dianjurkan untuk mengucapkan, “Subhaana rabbiyal a’la” (Mahasuci Rabbku yang Mahamulia ) sebanyak tiga kali, kemudian memperbanyak doa saat ia sedang sujud. [HR. Muslim]

    - Kemudian ia mengangkat kedua kepalanya sambil bertakbir, tanpa mengangkat kedua tangan, lalu ia duduk iftirasy (duduk di atas kaki kiri sedang kaki kanan diluruskan ) [HR. Muslim], jari jemari mengarah ke kiblat, kedua tangan yang terbuka diletakkan di atas kedua paha, sembari mengucapkan, “Allahummaghfirli warhamni, wajburni, wahdini, warzuqni “(Ya Allah, ampunilah aku, rahmatilah aku, tutupilah kekuranganku, dan berilah hidayah kepadaku serta limpahkan pula rezekimu kepadaku.” [HR. At-Tirmidzi]

    - Kemudian ia bertakbir dan sujud yang kedua seperti sujud yang pertama.

    - Kemudian ia bangun dari sujud sambil bertakbir, dan duduk sejenak. Hal ini berdasarkan pada hadits Malik bin Al-Huwairis saat ia menjelaskan sifat shalat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wasallam bahwa beliau tidak bangkit berdiri dari sujud hingga ia duduk sejenak .” [HR. Al-Bukhari]

    - Lalu ia berdiri sambil bertumpu pada kedua tangannya seraya bertakbir untuk melaksanakan rakaat yang kedua [HR. Al-Bukhari].

    - Ia melakukan semua gerakan yang dilakukan pada rakaat pertama kecuali doa iftitah

    Tasyahhud

    - Jika seseorang telah melaksanakan dua rakaat pertama, dia dianjurkan untuk duduk tasyahhud pertama dengan posisi iftirasy. Kedua tangan tangan diletakkan di atas kedua paha, tangan kiri terbuka sedangkan tangan kanan dikepalkan [Al-Khinsir artinya anak jari, al-binshir (jari manis), al-wustha (jari tengah), as-sabbabah (jari telunjuk), al-ibhaam (ibu jari).], akan tetapi jari telunjuk dalam posisi menunjuk dan digerakkan saat membaca doa tasyahhud serta menjadi pusat pandangan mata. Adapaun doa tasyahhud adalah “Attahiyyaatu lillahi washshalawaatu waththayyibaatu, assalamu alaika ayyuhannabi wa rahmatullahi wa barakatuhu, wassalaamu alaina wa ala ibaadillaahisshalihiina, asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullah.” (segala pujian, doa dan perkataan baik hanya milik Allah, keselataman bagimu wahai Nabi juga rahmat dan berkah Allah, keselamtan pula bagi kami dan semua orang-orang shalih, aku bersaksi bahwa tidak ada dzat yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah). [HR. Al-Bukhari]

    - Lalu ia bangkit untuk melaksanakan rakaat berikutnya ketika shalat yang dilaksanakannya lebih dari dua rakaat sambil mengangkat kedua tangannya seraya bertakbir. Pada rakaat selanjutnya ia hanya membaca Surah Al-Fatihah

    - Kemudian ia duduk tawarruk [HR. Abu Dawud] (yaitu mengeluarkan kaki kirinya sedangkan kaki kanan dijulurkan kebelakang serta bagian bokong bersentuhan dengan lantai) untuk bertasyahhud akhir. Ia membaca doa tasyahhud awal kemudian dilanjutkan dengan mengucapkan, “Allahumma shalli ala Muhammad wa ala ali Muhammad, kama shallaita ala Ibrahim wa ala ali Ibrahim innaka hamiidun majid, Allahumma barik ala Muhammad wa ala ali Muhammad, kama barakta ala Ibrahim wa ala ali Ibrahim innaka hamiidun majid.” ( ya Allah berikanlah shalawat kepada Muhammad dan keluarganya sebagaimana engkau bershalawat kepada Ibrahim dan keluarganya, engkaulah Maha Terpuji dan Maha Mulia, dan berkahilah Muhammad dan keluarganya sebagaimana engkau telah berkahi Ibrahim dan keluarganya, engkaulah Maha terpuji dan Maha Mulia ) [HR. Al-Bukhari]

    - Kemudian mengucapkan, “Allahumma inni audzu bika min adzabi jahannam wa min adzabil qabri wa min fitnatil mahya wal mamaat wa min syarri fitnatil masihid dajjal.”(Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka Jahannam dan juga siksa kubur, dan juga fitnah semasa hidup dan setelah mati serta keburukan dajjal ). [HR. Al-Bukhari]

    Salam

    Di penghujung shalat ia menoleh ke kanan sambil mengucapkan, “Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuhu” [HR. Muslim] kemudian ke kiri dengan ucapan yang sama.

    Takbiratul ihram
    Membaca Surah Al-Fatihah
    Ruku’ dan I’tidal
    Duduk Antara Dua Sujud
    Sujud dan Bangkit dari sujud
    Duduk Tasyahud Akhir
    Salam

    Dzikir-Dzikir Setelah Shalat

    - “Astaghfirullah, Aku mohon ampun kepada Allah (dibaca tiga kali) , allahumma antassalam wa minkassalam tabarakta ya dzal jalali wal ikram. (Ya Allah Engkaulah Maha Selamat, dari-Mu lah sumber keselamatan, Engkaulah pemberi berkah dan memiliki kemuliaan dan karunia yang melimpah) [HR. Muslim]

    - La ilaha illallah wahdahu la syarikalah, lahulmulku wa lahulhamdu wa huwa ala kulli syaiin qadiir, allahumma la mania lima a’thaita wa la mu’thiya lima mana’ta wa la yanfa’u dzaljad minkaljad. (Tidak ada dzat yang berhak disembah kecuali Allah yang tidak ada sekutu bagi-Nya, Dialah pemiliki kekuasaan dan segala pujian dan ia berkuasa atas segala sesuatu. Ya Allah tidak ada yang dapat menghalangi pemberianmu dan tidak pula ada yang dapat memberi karunia bagi orang yang tak engkau kehendaki, dan tidak ada kedermawanan melebihi kedermawananmu). [HR. Al-Bukhari]

    - La ilaha illallahu wahdahu la syarika lahu, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ala kulli syain qadiir, la haulah wa la quwwata illa billah, la ilaha illallah, wa la na’budu illa iyyahu, lahun nu’matu wa lahul fadlu wa lahuts tsana’ul hasan la ilaha ilallah mukhlishina lahud diin walau karihal kafiruun. (Tidak ada dzat yang berhak disembah kecuali Allah yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Dialah pemiliki kekuasaan dan segala pujian dan ia berkuasa atas segala sesuatu, tidak ada daya dan kekuatan melainkan milik Allah, tidak ada sembahan yang benar kecuali Allah, kami tidak menyembah selainnya, Dialah pemilik seluruh nikmat dan karunia serta pujian yang baik, tidak ada sembahan yang benar kecuali Allah, kami akan mengikhlaskan ketaatan kami dan agama kami kepadanya sekalipun orang-orang kafir benci) [HR. Muslim]

    - Subhanallahu, alhamdu lillah, allahu akbar(Mahasuci Allah, segala puji bagi Allah, Allah Mahabesar ) 33 kali. La ilaha ilallah wahdahu la syarika lahu, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ala kulli syain qadiir. (Tidak ada dzat yang berhak disembah kecuali Allah yang tidak ada sekutu bagi-Nya, Dialah pemiliki kekuasaan dan segala pujian dan ia berkuasa atas segala sesuatu) [HR. Muslim]

    - Allahumma a’inni ala dzikrika wa syukrika wa husni ibaadatika. (Ya Allah bantulah aku untuk senantiasa berdzikir dan bersyukur serta memperbaiki kualitas ibadahku kepada-Mu). [HR. Abu Dawud]

    - Dianjurkan setelah itu membaca ayat Kursi, Surah Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas [HR. An-Nasa’i]

    Beberapa Permasalahan

    Sifat shalat yang disebutkan di atas berlaku sama antara kaum pria dan kaum wanit



Tags: